Oleh: Nashiruddin
Ahmad Baijuri*
Banyak yang salah
arah atau salah langkah, dalam menangkap makna ibadah. Seakan-akan ibadah yang
wajib dikerjakan hanya pada musim-musim tertentu saja, sedangkan yang lain
tidak sama sekali. Padahal, semua ibadah dalam Islam merupakan rangkaian
kesatuan, melalui berbagai ketentuan, antara mana yang dahulu dan mana yang
kemudian. Tidak boleh dipilah dan dipilih atas dasar kehendak hati. Sebagai
missal, saat bulan Ramadlan sering membaca Al Quran, di luar Ramadlan cuma mau
baca koran. Dia saat Ramadlan sering shalat sunnah, di laur Ramadlan shalat
wajib pun lengah.
Motivasi iman adalah
perilaku perbuatan yang dilandasi oleh keyakinan dan bukan dilandasi oleh
motivasi kaya kinian. Maksudnya, bukan sekedar amal suguhan, akan tetapi amal
sungguhan. Amal suguhan yang diikuti adalah penilaian manusia, sedangkan amal
sungguhan yang ditakuti hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Belakangan memang
sudah manjamur kebaikan temporer, kataatan temporer dan kedermawanan temporer
di bulan Ramadlan. Semua itu menjadi bukti bahwa yang menjadi landasan bukan
iman, melainkan sungkan.
Marilah kita sambut
bulan penuh berkah ini dengan penuh kesadaran hati bukan dengan berakting
kesana kamari, karena Ramadlan bukan dagelan.