Kamis, 04 Juli 2013

Ramadlan Bukan Dagelan


Oleh: Nashiruddin Ahmad Baijuri*

Beberapa hari lagi tamu agung umat Islam akan datang, Bulan Ramadlan. Ia adalah bulan yang penuh ampunan, asal segala amal perbuatan dilandasi oleh nilai-nilai iman. Maksudnya, bukan didorong atau digiring oleh situasi lingkungan, perasaan sungkan, atau seakan-akan terbawa oleh kewajiban sosial, hanya karena sungkan melihat tetangga berbondong-bondong ke masjid.
Banyak yang salah arah atau salah langkah, dalam menangkap makna ibadah. Seakan-akan ibadah yang wajib dikerjakan hanya pada musim-musim tertentu saja, sedangkan yang lain tidak sama sekali. Padahal, semua ibadah dalam Islam merupakan rangkaian kesatuan, melalui berbagai ketentuan, antara mana yang dahulu dan mana yang kemudian. Tidak boleh dipilah dan dipilih atas dasar kehendak hati. Sebagai missal, saat bulan Ramadlan sering membaca Al Quran, di luar Ramadlan cuma mau baca koran. Dia saat Ramadlan sering shalat sunnah, di laur Ramadlan shalat wajib pun lengah.
Motivasi iman adalah perilaku perbuatan yang dilandasi oleh keyakinan dan bukan dilandasi oleh motivasi kaya kinian. Maksudnya, bukan sekedar amal suguhan, akan tetapi amal sungguhan. Amal suguhan yang diikuti adalah penilaian manusia, sedangkan amal sungguhan yang ditakuti hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Belakangan memang sudah manjamur kebaikan temporer, kataatan temporer dan kedermawanan temporer di bulan Ramadlan. Semua itu menjadi bukti bahwa yang menjadi landasan bukan iman, melainkan sungkan.
Marilah kita sambut bulan penuh berkah ini dengan penuh kesadaran hati bukan dengan berakting kesana kamari, karena Ramadlan bukan dagelan.

*Kepala Madrasah Aliyah Mathla’un Najah Bragung