Jumat, 20 Mei 2011

Mari Bersyukur (1)
al Syukr bi al Lisan
Oleh: Nashiruddin Ahmad Baijuri*

Syukur adalah "menghargai nikmat" dan tidak menghinanya. Nabi saw memberi petunjuk yang jelas dalam hal ini, sabda Beliau: "Man Lam Yasykuril-Qalil Lam Yasykuril-Katsir".
Artinya:"Siapa-saja yang tidak bisa menghargai --nikmat-- yg sedikit, maka ia tidak akan bisa menghargai --nikmat-- yang banyak". Ini merupakan tahapan awal di dalam konsep syukur, yaitu dimulai dari yang paling kecil dan sederhana.

Mensyukuri atau menghargai nikmat, akan membuat nikmat semakin bertambah, sebagaimana firman Allah: "La-in Syakartum La-azidannakum", artinya: "Niscaya jika kalian bersyukur (menghargai), pasti Aku (Allah) akan menambah --kenikmatan-- untuk kalian" (Surah Ibrahim (14) ayat 7). Persoalannya adalah, Bersyukur yang bagaimana yang bisa menambah kenikmatan?
Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa cara mensyukuri nikmat Allah itu ada 3 (tiga); (1) Lisan/Ucapan (2) Hati (3) Perbuatan.

Imam Ibnul-Qayyim mengistilahkan 3 (tiga) hal ini sebagai Qaidun-Ni'mah (Pengikat Nikmat); yaitu 3 (tiga) hal yang membuat nikmat menjadi terikat, tidak lepas, tidak berkurang apalagi hilang, bahkan nikmat itu akan bertambah terus. Nah, bagaimanakah cara bersyukur atau menghargai nikmat dengan lisan/ucapan? Pada dasarnya, manusia tidak akan mampu mensyukuri nikmat Allah yang begitu banyak, dan tak terhitung, sebagaimana firman-Nya: "WA In Ta'uddu Ni'matallahi La Tuhshuha"; artinya: "Jika kalian --mencoba--menghitung nikmat Allah, pasti kalian tidak bisa menjumlahnya" (Surah Ibrahim (14) ayat 34). Karena itu Allah memberikan kalimat yang luar -biasa; yaitu: Al-Hamdulillah.

Ibnu 'Abbas mengatakan: "Al-Hamdulillah Kalimatusy-Syukri"; artinya:"Al-Hamdulillah adalah kalimat untuk bersyukur". Yaitu, dengan ucapan Al-Hamdulillah, seseorang sudah dapat disebut bersyukur atau mensyukuri/menghargai nikmat Allah. Dan inilah yang disebut bersyukur dengan lisan/ucapan. Nabi saw bersabda: "Ma An'amallahu 'ala 'Abdin...
Artinya: "Tidaklah Allah memberi suatu kenikmatan kepada seseorang, lalu ia mengucapkan Al-Hamdulillah, melainkan ucapan hamdalahnya itu lebih istimewa (afdhal) dari nikmat tsb".(H.R.Ath-Thabrani). Maksudnya,jika seseorang mendapat nikmat, lalu ia mengucapkan Al-Hamdulillah, maka nilai atau kontribusi ucapan itu lebih besar dan lebih dahsyat dari nikmat yang dia peroleh. Inilah kehebatan kalimat "Al-Hamdulillah".

Masih tentang kehebatan ucapan Al-Hamdulillah, Nabi saw bersabda: "Law Annad-Dun-ya Kullaha wa Ma fiha Fi Yadi Rajulin Min Umati, Tsumma Qala:Al-Hamdulillah, Lakanal- Hamdu Afdhala Min Dzalika"; artinya: "Seandainya Dunia seluruhnya, beserta isinya diberikan kepada seorang dari umat-ku, lalu ia berkata: Al-Hamdulillah, maka ucapan Al-hamdu itu lebih utama dari itu semua".(H.R.Al-Hakim).

Hadits ini menyatakan betapa luas dan besarnya keutamaan ucapan Al-Hamdulillah, lebih luas dan besar daripada Dunia dan se-isinya. Bahkan ucapan Al-Hamdulillah mendatangkan keridhaan Allah sebagaimana sabda Nabi saw: "Innallaha Ta'ala Layardha 'Anil-'Abdi An-Ya'kulal-Aklata Aw Yasyrabasy-Syurbata Fayahmadullaha 'Alaiha";artinya: "Sungguh Allah benar-benar ridha kepada seorang hamba, jika ia mengkonsumsi makanan atau minuman, ia selalu mengucapkan Al-Hamdulillah" (H.R.Ahmad,Muslim,At-Tirmidzi dan An-Nasa-i).

Ibnu 'Abbas berkata:"Al-Hamdulillah Kalimatu Kulli Syakirin"; artinya:"Al-Hamdulillah adalah kalimat --yang diucapkan oleh-- setiap org yg bersyukur". Inilah ilmu tentang bersyukur dengan "lisan/ucapan" yang diajarkan Rasulullah saw. Sepantasnyalah kita mulai mendidik diri kita untuk bersyukur yaitu menghargai nikmat Allah dengan lisan kita.

Sebagai penutup kajian ini, terdapat sabda Rasulullah saw yang bisa dijadikan bahan renungan: "Ma An'amallahu 'Abdan Ni'matan Faqala: Al-Hamdulillah, Illa Kanalladzi A'tha Afdhal Min-Ma Akhadza"; artinya:"Tidaklah seorang hamba diberi nikmat oleh Allah, lalu ia mengucapkan: Al-Hamdulillah, melainkan --ucapan-- yang dia berikan itu lebih utama dari --nikmat-- yang dia peroleh (H.R. Ibnu Majah)

* Nashiruddin Ahmad Baijuri adalah Kepala Madrasah Aliyah Mathla'un Najah Bragung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar