MEWASPADAI GERAK JARINGAN YAHUDI INTERNASIONAL
Oleh:Nashiruddin Ahmad Baijuri*
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al Baqarah: 120)
1. POKOK MASALAH
Bila kita mau dan mampu untuk mencermati atau mengamati aneka kisah yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an, tentu kita dapat menarik kesimpulan, bahwa orang Yahudi memang amat Iihai dalam mengulur-ulur perjanjian, mengotak-atik kata, memutar balikkan fakta dan data.
Kepandaian serta kelebihan Yahudi itu juga disitir dn disindir oleh A1-Qur’an, bahwa “Sesungguhnya Aku teIah melebihkan kamu atas segala umat (yang lain )“. (QS. Al Baqarah: 122).
Dengan mengaku sebagai ras yang terbaik (pilihan Tuhan), mereka lalu membagi manusia menjadi dua golongan, yakni kaum Yahudi di satu pihak dan kaum Goyim (bukan Yahudi) di pihak yang harus diktuasai dengan kecerdikan dan kekerasan.
2. NAMA GERAKAN YAHUDI
Nama gerakan Zionisme diambil dan suatu nama di Palestina, Zion (bahasa Ibrani Tsiyon), satu benteng yang dahulu direbut oleh Nabi Daud dan dianggap oleh kaum Yahudi sebagai tempat suci mereka. Padahal perkembangan selanjutnya telah menunjukkan bahwa wilayah itu berabad-abad lamanya telah menjadi tempat suci kaum Muslimin, di mana berdiri Masjidil Aqsha, salah satu di antara tempat suci kaum Muslimin yang diwasiatkan oleh Nabi Muhammad SAW.
3. TUJUAN GERAKAN ZIONISME
Cita-cita gerakan Zionisme itu, pada mulanya dicetuskan oleh seorang wartawan Yahudi bernama Theodor Hertzel, melalui bukunya “The Jewish State’ Sesudah itu dikembangkan oleh Dr. Chaim Weizmann, kemudian mendapat angin dengan pengakuan pemerintah Inggris 2 November 1917 yang terkenal dengan pernyataan Balfour Declaration.
Pada tahun 1906 diketemukan buku yang: terkenal di seluruh dunia di British Museum, berjudul: “Protocol of the Meeting of the Learned Elder of Zion” (pertemuan kaum cendekiawan Zion) yang memuat hasil dan 24 kali pertemuan suatu Sanhendrin International yang disebut Kehillah (Sanhendrin dewan tinggi Yahudi). Buku mi berisi rencana untuk membentuk suatu pemerintahan dunia tertinggi di bawah kekuasaan Yahudi.
Dalam buku mi dikatakan, bahwa yang seharusnya memerintah dunia adalah orang-orang Yahudi. “Tuhan telah bermurah hati kepada kita, umat pilihan-Nya dengan menyebarkan kita ke seluruh dunia, yang bagi mereka yang bukan Yahudi mi suatu kelemahan, namun sebenarnya kekuasaan untuk seluruh dunia”.
Menurut buku mi tugas kaum Yahudi haruslah memecah belah kaum Goyim (bukan Yahudi), mengambil keuntungan dan kekacauan, dan chaos yang terjadi. Dengan penguasaan modal oleh Yahudi, mereka dapat menentukan politik negara. “Despotisme kapital yang
seluruhnya berada di tangan kita, mengulurkan tangannya kepada pemerintah, yang mau tak mau harus menggantungkan dirinya kepada kita, kalau tidak negara kita akan tenggelam” (pasal I : 6).
Meski jumlah orang Yahudi tidak banyak, akan tetapi lantaran kualitas, militansi dan profesionalisme yang dimiliki, mampu mengendalikan situasi dunia, baik di bidang politik maupun ekonomi.
Melalui media komunikasi, baik media elektronika maupun penerbitan, mereka dapat mempengaruhi opini massa. Jaringan televisi dan film misalnya, yang hampir sepanjang hari dinikmati oleh para pirsawan di seluruh dunia, akan mampu memberi warna dalam pikiran bila dibandingkan dengan khutbah yang seminggu hanya sekali dalam durasi waktu setengah jam, atau bila dibanding dengan majelis ta’lim yang hanya dikunjungi oleh sebatas kalangan tertentu saja.
4. KUALITAS LAWAN KUANTITAS
Mencermati kompetisi semacam mi, tepatlah kiranya bila mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib RA. bahwa: “Kebenaran yang tidak terorganisasi secara rapi dapat dikalahkan okh kebatilan yang terorganisasi secara rapi”. Dalam kaitan ini, Al-Qur’an pun telah memberi gambaran bahwa mayoritas (fi-ah katsirah) tidaklah memiliki jaminan untuk menang, kalau tidak diimbangi oleh kualitas. “Berapa banyak tcrjadi golongan yang sedikit (fi-ah qalilah) dapat mengalahkan golongan yang banyak fi-ah katsirah, dengan izin Allah”. (QS. A1-Baqarah: 249).
Peluang seperti disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa golongan minoritas dapat mengalahkan golongan mayoritas adalah bisa dimengerti. Beberapa variable yang mendukung adalah, bahwa golongan minoritas memiliki solidaritas dan militansi yang tinggi, cepat melakukan komunikasi serta amat sedikit yang memiliki ambisi pribadi. Sebaliknya, golongan mayoritas (fi-ah katsirah), memiliki solidaritas rendah,
jaringan komunikasi secara menyeluruh lamban dan tentu amat mudah dipecah belah lantaran satu sama lain ingin tampil walaupun tidak terampil.
Kita sering mendengar, bahwa dalam percaturan dan permainan politik, “Siapa yang kecil harus pandai bermain” (Wie klein is moest slim zijn). Golongan mayoritas pada hakikatnya ajang permainan yang empuk untuk memporak porandakannya. Melalui cara memperuncing perbedaan, perpecahan tak dapat dihindarkan lagi.
5. JARINGAN-JARINGAN YAHUDI
Kaum Yahudi memiliki jaringan-jaringan pada semua negara yang ada di dunia mi dengan berbagai bentuk kegiatan organisasi yang menarik. Sebagai misal adalah Free Masonry. Organisasi ini adalah perkumpulan rahasia yang destruktif yang memiliki hubungan yang amat rapat dengan Zionisme Internasional. Ia bersembunyi di bawah semboyan:
“Kemerdekaan,persaudaraan,persamaan dan kemanusiaan”. Suatu hal yang telah banyak menyebabkan jatuhnya ke dalam jerat mereka banyak dan pemimpin kaum Muslimin, para pemimpm negara, ahli pikir dan tokoh usahawan.
Pada waktu revolusi komunis Oktober 1917, bapak Zionisme dunia Theodor Hertzel menulis dalam buku “Jewish State” (negara Yahudi) yang intinya: “Bila kaum Yahudi jatuh miskin kita menjadi kaum Proletariat, komunisme yang revolusioner, tetapi bila kita bangun, bangkit pula kekuasaan dompet kita secara dahsyat” (kapitalis).
Komunisme juga mereka sebut sebagai Masonry Merah, karena Masonry memiliki empat tmgkatan: pengikut, pekerja, guru dan kawan (orang komunis menyebut diri sesama mereka: kawan, sedang di Rusia disebut kamerad). Salah satu gerakan Yahudi yang penuh rahasia berhasil meledakan peperangan dunia pertama dengan menembak Raja A. Frans Ferdinand di Sarajevo sehingga berkobarlah perang.
Di samping Free Masonry, kaum Yahudi juga punya jaringan internasional yang mengorganisasi kaum cendekiawan, pengusaha maupun penguasa sepert: Lion Club, Rotary Club, Womans Club. Adapun tujuannya adalah guna melicinkan usaha mereka, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Bila salah satu orang dari mereka yang tergabung dalam club ini mendapat perlakuan yang kurang menguntungkm, maka muncullah tekanan dari negara tertentu, di mana Yahudi tersebut bercokol.
6. HANCURNYA KHILAFAH ISLAMIYAH
Hancurnya Khilafah Utsmaniyah di Turki, juga tak lepas dan permainanYahudi. Dihembus hembuskanlah nasionalisme sempit melalui perkumpulan “Ittthad wa Taraqqi” (Persatuan dan Kemajuan). Khilafah Utsmaniyah yang semula memiliki solidaritas Pan Islamisme yang memiliki kecenderungan internasionalisme, berubah menjadi fanatisme sempit yang bersumber pada ras dan kebangsaan. Terjadilah perpecahan di kalangan pemerintahan Turki, yang menyebabkan gedung negara itu sempoyongan.
Saluniki, kota di Turki yang dijadikan Yahudi markas kegiatan mereka, dipakai sebagai ajang untuk menjadi pemain di belakang layar guna menggerakkan revolusi di Turki. Dalam situasi yang amat menyedihkan itu, muncullah Theodor Hertzel, dengan wajah yang tampak belas kasihan, terhadap pemerintahan Sultan, terutama kelemahan keuangan yang dialaminya. Dengan seakan bermuka manis ia berkata:
lnilah tiang keluarga Rotschild. Semuanya saya letakkan di bawah perintah Sultan. Tetapi imbalannya, asal Sultan bermurah hati untukmembiarkan orang Yahudi yang tinggal di Palestina, dimana termasuk daerah Khilafah Sultan”
Mendengar rayuan iblis yang demikian, Sultan Abdul Hamid menolaknya dengan tegas. Hertzel keluar dengan tangan hampa, akan tetapi juga dengan dada yang penuh dengan tipu daya dan makar. Setelah peristiwa itu Free Masonry Turki memutuskan untuk menurunkan Sultan dari singgasananya (1909). Terjadilah huru-hara yang dibiayai dan digerakkan oleh Yahudi bernama Nathan yang pada waktu itu memiliki kedudukan sebagal ketua kotapraja Roma.
Tampillah Musthafa Kemal, seorang pion yang dikader dalam Masonry, demi untuk tujuan-tujuan jahat Yahudi. Dengan mendekati Islam, ia berhasil menarik hati umat. Tetapi setelah ia berhasil menjadi bapak Turki (Attaturk), maka ia mulai merencanakan memerangi Islam, menghancurkan khilafah, sesuai dengan rencana Yahudi Internasional. Pada bulan November 1922, dibatalkannya kesultanan, tetapi sebagai taktik khilafah dibiarkannya, sedangkan pada 18 November Sultan Mahmud IV diberhentikan diganti Sultan Abdul Majid. Pada Agustus 1923, didirikanlah partai Rakyat Republik sedang kebanyakan anggotanya dari Dunamah (Yahudi yang Islam) dan Free Masonry. Pada tanggal 20 Oktober 1923 diproklamirkan Republik Turki dan ia dipilih menjadi kepala negara dan baru pada 2 Mei khilafah dihilangkan.
Dari secuil pengalaman di atas, mungkinkah keguncangan negara-negara di Asia Tenggara mi merupakan ulah jaringan-jaringan Yahudi sebagai aktor intelektual?
*Nashiruddin Ahmad Baijuri adalah kepala Madrasah Aliyah Mathla’un Najah Bragung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar